Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Suasana di Pabrik dan Mess Karyawan

Gambar
Saat kerja di pabrik, karena kerja 2 shift, maka waktu sangat penting. Bisa dibayangkan kerja jam 7.00 sampai jam 19.00 wite dan sebaliknya. Rutinitas harian harus bangun sebelum Shubuh. Mandi dll. Kemudian jam 6.00 sdh otw ke kantin pabrik utk sarapan. Saat jam 6, sepagi itu sudah sangat ramai. Ramai di mess untuk mandi dll, di jalan ketemu dg seluruh karyawan shift pagi atau di kantin. Maklum bujangan, jadi andalannya makan di kantin. Tanpa ongkos,  free. Kalau jam 6 sdh turun, seolah sunrise masih malu2 muncul. Saat pulang, sunset nya sdh pergi meninggalkan kita.. he he...  Kemudian setelah sarapan, ke masing2 unit kerja persiapan masuk kerja yg diawali apel kecil menerima arahan dari penyelia. Biasanya 6.45 an. Manajemen pabrik memang super disiplin dan ini utk semua. Budaya disiplin sdh diterapkan, bukan sekedar basa basi. Nah.. kalau senin pagi, biasanya ada upacara untuk seluruh karyawan... sangat banyak.. dan ramai... Kerja dari jam 7, kemudian jam 12.00 istirahat, sam...

Dipanggil ke Pabrik

Gambar
Setelah 3 bulan an di camp. Berita menggembirakan akhirnya datang. Kami dipanggil utk masuk pabrik. Ke Tarakan. Wah, ini berita yang ditungggu-tunggu  karena memang awalnya kami ditempatkan dalam formasi pabrik. Kami saat itu berempat. Penempatan pabrik di bawah departemen Production Planning and Control (PPC), dan di lapangan di tempatkan pada lokasi yang berbeda-beda. Ada yang di Green Veneer, Blockboard, Planning Office. Saya sendiri di Veneer Preparation. Status kami semua adalah staf PPC. Menyenangkan betul menjadi staf perusahaan, apalagi saat menerima seragam karyawan yang berwarna biru muda. Bergaji, ada status karyawan merupakan nikmat yang sulit untuk tidak disyukuri.  Keberterimaan karyawan lama yang ada di lapangan dan staf yang ada di kantor sangat baik. Bisa dibayangkan, pabrik terbesar di Kaltara saat itu. Jumlah karyawan sekitar 4.000 an dengan produksi plywood bulanan 12.000 an m3 dan hampir semua berkualitas ekspor.  Memang perusahan ini adalah salah sat...

Akhirnya Kerja

Lama menunggu hasil tes masuk perusahaan. Akhirnya, waktu panggilan kerja tiba. Betapa senangnya hati ini.  Segera menghadap Bagian Personalia utk proses administrasi. Proses administrasi berjalan lancar dan besok langsung masuk kerja untuk training awal. Bagian yang mengurus training ini adalah Internal Education Sub Section. Sebagai lulusan sarjana, kami mendapat jatah mes yang cukup baik. Satu kamar yang berukuran sekitar 4 x 6 meter ditinggali sekitar 4 orang karyawan. Kamar ini lumayan bagus, karena ada kamar mandi dan toilet dan terdapat 2 dipan bertingkat 2. Kebetulan saya mendapat dipan bagian atas. Asik juga di kamar ini. Nama mesnya saat itu adalah Wijaya Kusuma 4. Ada 4 kamar di mes dan sebagian besar penghuninya adalah sarjana.  Yang cukup menggembirakan adalah mes ini tidak jauh dari Mushalla Karyawan perusahan. Namanya mushalla ini cukup unik, yaitu Al Muhajirin. Mungkin diberi nama itu, karena sebagian besar karyawan atau jamaahnya adalah perantau. Atau orang ya...

Menuju Tarakan untuk Mengadu Nasib

Di akhir tahun 1998, saat menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Tarakan. Saat itu berangkat untuk tes masuk ke sebuah perusahaan plywood terbesar di Kota Tarakan saat itu, PT. INTRACA MANUFACTURING. Saat pertama datang langung menuju rumah tetangga di Berau yg juga kerja di perusahan itu. Dia tinggal di perumahan BTN INTRACA Juata Permai.  Berangkat dengan pesawat via Samarinda dan turun di Bandara Juwata. Saya langsung menuju lokasi. Sepanjang jalan yang lumayan jauh. Apalagi saat itu, kondisi jalan yang kurang baik, menyebabkan waktu perjalanan terasa sangat lama. Apalagi daerah yang asing. Saat naik ke daerah Juata Lembah yang bergunung, bayangan saya daerah ini terpencil. Alhamdulillah, tahun 2022,  jalan ini sudah mulus dan lancar. Di Juata Permai, saya menginap semalam di rumah tetangga itu semalam. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah menampung saya.  Besoknya langsung ikut tes. Macam2 tesnya, maklum perusahaan ini dikenal sebagai peru...

Bertahan di pandemi, Usaha Angkringan

Gambar
Bercerita dengan seorang pengelola angkringan di kawasan Jalan Malioboro. Terenyuh juga mendengar tuturannya saat pandemi covid 19 lalu. Selama lebih 2 tahun, dia tidak bisa berusaha jualan.  Saking tidak adanya pemasukan, harta sisanya adalah seekor sapi limousin besar yang ada di kampungnya. Dia sebutkan, sebenarnya harga pasaran saat itu sekitar 17 juta. Tetapi tidak ada yang bisa menghargai senilai itu. Terpaksa terjual di angka 11 juta. Yaaa... terpaksa untuk bertahan hidup.  Ini kejadian sekitar 2 atau 3 tahun lalu, dimana pandemi ini betul2 meluluhlantakan ekonomi warga di Yogyakarta. Bisa dibayangkan, pariwisata yang jadi andalan tumbang. Bagaimana tidak, wisatawan tidak ada sama sekali. Dimana2 lockdown, dimana2 diberlakukan social distancing. Tes swab antigen, pengecekan macam2 dan aturan pengetatan yang lain membuat banyak warga memilih untuk tinggal di rumah masing-masing. Belum lagi kebijakan  pemerintah daerah yang berupaya menjaga warganya agar aman.  ...

Amalan sai

 Rukun selanjutnya adalah sai. Rukun ini penuh makna, karena sejarahnya yang penuh heroik. Bagaimana tidak seorang ibu dan anak kecil yang ditinggalkan di sebuah lembah. Sendirian. Tidak ada seorang pun yang menyertai mereka. Kalau secara logika manusia, bagaimana mungkin seorang suami dan ayah bisa meninggalkan isteri dan anak tersayang di tempat terpencil seperti ini. Susah untuk dicari pembenaran. Saat sang isteri bertanya, jawaban sang suami hanya diam.  Tapi inilah tauhid. Keimanan. Yang hanya dipahami oleh orang yang memiliki pemahaman dan keyakinan. Makrifat pada Allah sudah dipahami dengan baik. Apapun perintah Allah pasti dilaksanakan. Karena dia tahu bahwa hal itu pasti memiliki kemaslahatan. Kemaslahatan bagi diri, keluarga maupun diin yang diperjuangkan. Saya tidak membahas bagaimana cerita awal sai ini. Dimana usaha keras sang ibu mencari air yang diabadikan dalam ritual sai ini. InsyaAllah kita semua banyak yang tahu. Tapi saya sedikit cerita diluar kisah sai. Sa...

MENUJU DESA TUK SONGO, MAGELANG

Gambar
Perjalanan jauh dr Berau menuju Magelang sangat panjang. Mulai naik pesawat dengan sekali transit dengan dana yang cukup besar. Dilanjutkan dengan naik mobil menuju lokasi Desa Tuk Songo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan melalui Bandara Yogyakarta di Kulonprogo via jalur Kecamatan Nanggulang. Jadi tidak melalui pusat kota Yogyakarta. Total perjalanan sekitar 12 jam an. Bayangkan dari Berau sekitar jam 7 an pagi dan sampai lokasi sekitar jam 19 malam... Menuju lokasi Balkondes (Balai Ekonomi Desa) untuk menginap selama 3 hari. Nah, sedikit cerita tentang Balkondes ini. Ada sekitar 20 Balkondes yang ada dan kami menginap di Balkondes Tuk Songo. Dia merupakan inovasi pemerintah setelah melihat terjadi disparitas kesejahteraan antara pengelola Candi Borobudur dan masyarakat sekitar atau ring 1.  Kita tahu bahwa wisata Candi Borobudur oleh lembaga profesional yang tentu memberikan profit2 yang signifikan. Besarnya profit ini ternyata tidak linier dengan pen...

MENANAM TEMBAKAU DI DESA TUK SONGO, MAGELANG

Gambar
Di Desa Tuk Songo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang dikenal dengan tembakaunya. Ya, antara 80% an warga bekerja sebagai petani komoditas ini. Dengan suhu yang cukup dingin sekitar 18°C, menyebabkan tanaman ini sangat cocok.  Tanaman ini ditanam di bulan Juni sampai September setiap tahunnya. Kita tahu, ada perbedaan yang sangat jelas antara musim kemarau dan musim hujan. Berbeda dengan Kalimantan, dimana perbedaan musimnya tidak terlalu berbeda.  Nah, di bulan September ini, sudah beberapa bulan tidak ada hujan. Kering. Kemarau panjang. Tapi justru inilah berkahnya bagi petani tembakau di desa ini. Ya... mereka menanam tembakau justru di awal musim kering. Ini berhubungan dengan kualitas daun tembakau yang dihasilkan. Biasanya mereka mulai menyemai benih di awal musim kemarau. Biasanya disemai pada tempat persemaian yang sangat sederhana. Hanya di sebelah rencana kebun mereka. Hampir tanpa perlakuan apapun. Di tempat ini memang cukup lembah. Sebelah timur di ujung sana te...