Menyuling Sereh Wangi untuk Asiri

Sereh wangi menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu yang potensial. Selama ini sudah dikembangkan minyak asiri dari komoditas ini. 
Mahasiswa KKN Tematik Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman mencoba membuat minyak asiri di Kampung Merabu. Beberapa mahasiswa KKN yang melakukan ini adalah Arkhan, Selvi, Azizah, Rana, Imah, Fariz dan Anin. Dalam kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa PKL dari Kampus Akademi Komunitas Sinar Mas yaitu Sella dan Rifai. Selama proses ini dibantu juga oleh staf KPHP Berau Tengah yaitu Yusuf.

Uji coba ini dilakukan untuk mengenalkan prospek usaha pembuatan minyak asiri dari sereh wangi, juga dikenalkan cara budidayanya. 

Proses penyulingan diawali dengan penyiapan batang sereh wangi. Kali ini bahan sereh wangi didatangkan dari daerah Mangkajang Kampung Pesayan, Kecamatan Sambaliung. Jenis sereh wangi yang digunakan adalah varietas Mahapengiri G2. Katanya ini jenis paling baik yang memiliki kandungan citronella > 40% dan kandungan geraniol 13 sampai 23%.
Untuk memastikan berapa rendemen penyulingan dan potensi bisnis, maka dilakukan tahapan yang detail. Setiap tahapan dicatat secara teliti. Tahap awal adalah menimbang bahan sebelum dilakukan perlakuan. Dalam penimbangan ini diperoleh 10.9 kg. Penimbangan dilakukan dengan timbangan digital. 
Langkah selanjutnya adalah pemotongan sereh wangi. Bahan dipisahkan antara daun, batang dan akar. Dalam proses ini, bahan yang akan dipakai adalah batang dan daun. Sengaja dipisahkan untuk melihat mana bahan yang terbaik. Akar dipotong pada pangkal batas batang. Dan sekitar 20 sampai 30 cm dari akar batang ke daun dipotong. Pemotongan dilakukan dengan pisau yang tajam. Akar akan ditanam sebagai bahan budidaya pengembangan sereh wangi di kampung.

Setelah dipisahkan, bahan ditaruh pada karung bersih masing2. Dari pemisahan ini, bagian batang ditimbang dan menghasilkan berat 3.6 kg. 
Sambil menyiapkan bahan, disiapkan juga peralatan penyulingan yaitu kompor gas, tabung gas, alat destilasi, selang air, ember, alat tulis, pencatat waktu, kunci pas, gabung dan botol penampung.

Proses penyulingan diawali dengan alat destilasi dengan kompor yang diletakkan di bawah. Tidak semua jenis kompor bisa dipakai. Harus menyesuaikan dengan kaki alat destilasi. Sehingga bisa berdiri stabil. Sebelumnya ditimbang dulu tabung elpiji. Ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak pemakaian gas dari proses awal. Pada saat awal kompor dinyalakan, dicatat waktunya secara tepat. Setelah dipanaskan selama 30 menit, bahan batang sereh wangi dimasukan dalam alat destilasi. Kemudian bahan diberi sedikit siraman air dengan gayung agar basah.
Setelah itu, alat ditutup secara rapat. Untuk memastikan alat tertutup rapat, di bawah penutupnya diberi karet agar udara tidak keluar. Kemudian ditutup rapat dengan menggunakan sekitar 20-an mur dan dikuatkan dengan kunci pas. Pada saat alat ditutup, waktunya dicatat karena proses perebusan ini dilakukan selama 4 jam. Selama proses ini, dilakukan pengaliran air dengan 2 selang. Selang pertama untuk memasukan air ke dalam alat destilasi sedangkan selang kedua digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam alat. Pengaliran air ini dilakukan untuk menyuling air agar udara atau gas proses perebusan ini mengalami proses pencairan menjadi minyak dan air karena suhu air relatif lebih rendah dari gas yang keluar dari proses perebusan.

Pada saat terdengar air sudah mendidih dan air sudah mulai menetes pada alat tampung, waktunya dicatat. Dalam proses ini terjadi pemisahan antara air dan minyak asiri. Karena perbedaan masa jenis air dan minyak, maka minyak berada di atas dan air berada di bawah. Proses ini dilakukan selama 4 jam perebusan awal.
Setelah sampai 4 jam, tetesan air sudah tidak terlihat tercampur dengan minyak asiri. Kemudian kompor dimatikan dan catat waktunya. Kompor yang telah dipakai kemudian ditimbang. Hasilnya adalah penggunaan gas elpiji selama proses penyulingan memerlukan 0.9 kg. 
Pemisahan air dan minyak dilakukan dengan hati-hati. Air dikeluarkan dengan membuka kran kecil. Karena minyak berada diatas, maka secara perlahan air keluar sampai habis dan sisa minyak asiri yang kemudian ditaruh pada botol kecil. Setelah ditaruh ternyata volemenya sekitar 3 ml.

Dari proses ini, dapat dihitung secara kasar bahwa rendemen minyak asiri dari batang sereh wangi sekitar 0,009% karena pembaginya adalah 3,6 kg bahan awal.

Di hari berikutnya, penyulingan kembali dilakukan untuk daun sereh wangi. Sama dengan proses sebelumnya. Berat daun ditimbang dengan hasil 3.8 kg. Kemudian dilakukan proses penyulingan selama 4 jam dan dihasilkan minyak asiri sebanyak 15 ml. Berarti rendemen daun sereh wangi cukup tinggi yaitu 3,9% dan lebih tinggi dari batang sereh.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Berau Samarinda via darat

Gua Beloyot. Warisan Geologi yang Berpotensi Mendunia

Diskusi Penanganan Banjir Versi Mahasiswa