Postingan

Masyarakat Hukum Adat di Hulu Kelay.

Gambar
Masyarakat Adat menjadi isu yang hangat di COP 30 Brazil. Marginalisasi selama ini membuat mereka seolah tak terhargai. Ini secara global terjadi. Walaupun lambat terpikirkan dan menjadi isu global, pembahasan pengakuan hak mereka menjadi penting. Khusus di Indonesia, dengan berbagai macam dinamika, keberadaan masyarakat adat sebagai subjek sudah terakomodasi dalam skema pengakuan masyarakat hukum adat (MHA). Sedangkan untuk pengakuan objek, negara juga sudah memberikan peluang dalam pengusulan hutan adat dalam versi perhutanan sosial bila di kawasan hutan. Melihat peluang itu, desa-desa di hulu kelay, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau.

Gua Beloyot. Warisan Geologi yang Berpotensi Mendunia

Gambar
Oleh:  Gunawan Wibisono #AspiringGeoparkSangkulirangMangkalihat Tahun 2024, Kementerian ESDM RI telah menetapkan 26 warisan geologi (geosite) di landscape Sangkulirang Mangkalihat. Momen ini menjadi dasar pengusulan geopark nasional di Provinsi Kalimantan Timur yang meliputi Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutim. Dari semua geosite, terdapat 1 lokasi yang masuk dalam skala nasional, yaitu Gua Beloyot. Penamaan gua ini sebagai bentuk penciri. Dulu, di depan gua terdapat sebuah pohon sejenis asam yang bisa dikonsumsi sebagai sayur.  Masyarakat menyebutnya sebagai pohon beloyot.  Sebelumnya lokasi in sudah menjadi Cagar Budaya. Lokasi ini berada di Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau. Tepatnya berada di kawasan Hutan Lindung (sebagian ada yang masuk dalam skema perhutanan sosial, hutan desa yang ditetapkan oleh KLHK RI tahun 2014 seluas 8.245 hektare). Menempuh 1 jam-an lebih berjalan kaki, dari pemukiman menuju gua, kondisi di ...

Membuat Charcoal, Arang Premium di Merabu

Gambar
Bertempat di Kampung Merabu, mahasiwa KKN Tematik dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Tropis Universitas Mulawarman melakukan uji coba membuat charcoal (arang premium) dari kayu laban yang banyak di kampung. Kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa dari Akademi Komunitas Sinar Mas yang melakukan PKL di KPH Berau Tengah. Bahan baku laban diambil dari lahan di kampung. Setelah ditebang, kayu dibawa ke posko KKN. Perlakuan pertama adalah membuang kulit pada kayu laban. Setelah itu dikeringkan di ruang terbuka selama 3 sampai 4 hari. Kayu dipotong-potong sepanjang 20 sampai 30 cm. Lama waktu pengeringan tergantung dari kondisi sinar matahari, terik, mendung atau hujan. Langkah berikutnya adalah menyiapkan tungku pembakaran. Disiapkan juga kayu bakar yang cukup untuk membakar kayu laban ini.  Potongan kayu laban dimasukan dalam tungku dengan hati-hati. Setelah itu dibakar selama 12 jam. Tetapi ini juga tergantung dengan kondisi pembakarannya. Setelah dibakar, kayu hasil p...

Temuro.. Potensi HHBK di Merabu

Gambar
Temuro,  yang bernama latin Goniothalamus sp. dengan famili Annonaceae. Sebuah tanaman liar di hutan Kampung Merabu cukup tersebar.  Dengan daun lebar, dia hidup di bawah naungan pada hutan kelas sekunder. Berdampingan dengan pohon-pohon pioner khas hutan tropis seperti Macaranga sp. Temuro bisa hidup baik sebagai pohon toleran. Dengan tinggi 2 sampai 3 meter, beberapa pohon terlihat dari kejauhan. Walaupun ukurannya kecil, dengan diameter antara 2 sampai 3 cm, batang pohon ini memberikan bau aromatik yang cukup menyengat. Saat kulitnya dikerik, memberikan bau aroma yang nyaman. Batang berwarna coklat dengan beberapa corak keputihan ini sengaja diambil untuk diuji coba penyulingan. Masyarakat Merabu ternyata sudah cukup lama memanfaatkan kayu ini dengan kulitnya. Katanya kulit kayu digeprek lalu disuwir-suwir dan dikeringkan. Kulit yang kering ini bisa dibakar sebagai obat nyamuk. Untuk melihat potensi Temuro menjadi hasil huta...

Menyuling Sereh Wangi untuk Asiri

Gambar
Sereh wangi menjadi salah satu hasil hutan bukan kayu yang potensial. Selama ini sudah dikembangkan minyak asiri dari komoditas ini.  Mahasiswa KKN Tematik Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman mencoba membuat minyak asiri di Kampung Merabu. Beberapa mahasiswa KKN yang melakukan ini adalah Arkhan, Selvi, Azizah, Rana, Imah, Fariz dan Anin. Dalam kegiatan ini juga dibantu oleh mahasiswa PKL dari Kampus Akademi Komunitas Sinar Mas yaitu Sella dan Rifai. Selama proses ini dibantu juga oleh staf KPHP Berau Tengah yaitu Yusuf. Uji coba ini dilakukan untuk mengenalkan prospek usaha pembuatan minyak asiri dari sereh wangi, juga dikenalkan cara budidayanya.  Proses penyulingan diawali dengan penyiapan batang sereh wangi. Kali ini bahan sereh wangi didatangkan dari daerah Mangkajang Kampung Pesayan, Kecamatan Sambaliung. Jenis sereh wangi yang digunakan adalah varietas Mahapengiri G2. Katanya ini jenis paling baik yang memiliki kandungan citronella > 40% dan kandunga...

Notaras dan Isabela saat Penaklukan Konstantinopel

Gambar
Saat kondisi genting. Dapat info kalau adiknya Konstantin berkhianat yg bernama Demetrius. Pengkhianatan ini awalnya diketahui oleh Francesco, seorang Latin. Berarti Katolik. Walaupun demikian, banyak warga Konstantinopel mendukung Demetrius. Karena tahu Latin mendukung Konstantin. Celakanya dalam menghadapi protes ini, Konstantin menggunakan tangan besi dengan membunuh sang pemprotes di hadapan warga. Warga Protestan semakin tidak simpati dg Konstantin yang melakukan kerja sama dg Katolik. Jadi di Internal Konstantinopel pun suasana tidak kondusif dalam menghadapi pasukan Sultan Mehmed 2 yang sangat siap menaklukkan Konstantinopel Kata-kata Demetrius di hadapan Konstantin. Kematianku akan menjadi kemenangan  Mehmed. Sedangkan Konstantin mengatakan engkau berkhianat dan lebih buruk dari Brutus Isabela... anak Notaras meminta sang Wazir Konstantin Notaras untuk menolong Demetrius dan jangan menjadi anjing Konstantin

Perjalanan Berau Samarinda via darat

Gambar
Dua hari ini cukup unik untuk saya. Bisa dibayangkan perjalanan cukup jauh yang di tempuh hanya tiga hari. Mungkin bagi orang lain biasa. Tapi ini pengalaman pertama yang cukup lama.  Coba saya bercerita sedikit. Sekitar 6 hari yang lalu, saya dapat pesan Whatsapp kalau harus menghadiri sebuah acara penting di Samarinda. Jadwalnya adalah Sabtu siang sekitar jam 1. Sebelumnya saya sudah berjanji dengan mahasiswa saya, kalau hari ahad akan ada praktik inventarisasi hutan. Karena mengukur kayu, maka kegiatan ini harus masuk hutan khas Kalimantan. Pertama agak dilema, apakah harus menghadiri acara itu. Karena walau janji dengan mahasiswa, tetap dinamakan janji. Sesuatu yang harus ditepati. Saya coba hitung-hitung perjalanannya. Khususnya waktu tempuh dan risiko selama perjalanan. Hitungan saya cukup realistis kalau ikut acara di Samarinda dan tetap melakukan kegiatan praktik. Jadi perkiraan saya, Jumat dari Berau dan sampai di Samarinda sekitar Sabtu siang. Sekitar 15 atau 16 jam perja...